JAKARTA, Kompas.com - Ganda putra nomor satu dunia, Koo Kien Keat/Tan Boon Heong, maju ke final turnamen bulu tangkis Kejuaraan Dunia 2010. Dalam pertandingan di Pierre de Coubertin Stadium, Paris, Sabtu (27/8/10), unggulan utama dari Malaysia ini menang straight set 21-14, 21-18 atas unggulan empat dari China, Guo Zhendong/Xu Chen.
Dengan keberhasilan ini, maka Koo/Tan menguak harapan mereka serta negaranya, untuk meraih gelar pertama di turnamen bergengsi tersebut. Sebab, sejak Kejuaraan Dunia untuk pertama kalinya digelar pada tahun 1977, Malaysia belum pernah merasakan gelar ini. Jadi, wajar apabila beban sangat berat dipikul oleh Koo/Tan.
Selain dari sektor ganda putra, sebenarnya Malaysia juga memasang target untuk bisa mencuri gelar pertama mereka dari tangan Lee Chong Wei. Sayang, impian itu pupus setelah tunggal putra nomor satu dunia ini menyerah dari pemain Indonesia yang merupakan mantan juara dunia 2005, Taufik Hidayat.
Meskipun sudah menjejakkan kaki di partai puncak, perjuangan Koo/Tan untuk mewujudkan mimpi Malaysia selama 33 tahun, bakal masih sangat berat. Sebab, di final besok, Koo/Tan akan bertemu lagi dengan salah satu rival terberat mereka, yaitu pemenang antara unggulan kedua dari Indonesia Markis Kido/Hendra Setiawan dengan unggulan lima dari China, Cai Yun/Fu Haifeng.
Seperti ketika kemarin mengalahkan ganda terbaik Korea Selatan, Jung Jae Sung/Lee Yong Dae, Koo/Tan bermain sangat agresif dalam laga berdurasi 40 menit ini. Smes keras dari Tan dipadu dengan permainan cantik Koo di depan net, membuat pasangan Malaysia tersebut sangat dominan.
Di set pertama, Koo/Tan selalu memimpin perolehan poin. Meskipun ketika unggul 10-6 dan sempat terkejar sehingga skor jadi 10-10, Koo/Tan tetap mempertahankan strategi permainan menyerang, sehingga mereka menjauh lagi dari kejaran lawan. Selepas skor 13-13, Koo/Tan melejit dengan raihan tujuh poin beruntun, sebelum menang 21-14.
Pada set kedua, Guo/Xu berusaha mengambilalih kendali permainan. Usaha pasangan China ini sempat memberikan harapan besar untuk memenangkan game ini, karena mereka terus memimpin sejak awal. Bahkan, Guo/Xu jauh meninggalkan Koo/Tan dalam kedudukan 16-10.
Namun, Koo/Tan yang tak ingin kehilangan momentum, kembali ke bentuk permainan semula dengan melakukan serangan bertubi-tubi. Perjuangan pasukan besutan pelatih Rexy Mainaky ini memberikan hasil yang menakjubkan, karena mereka berhasil memborong delapan poin secara beruntun untuk membalikkan keadaan dan memimpin 18-16. Sempat terkejar, Koo/Tan kembali meraup tiga poin terakhir untuk menang 21-18.
Chen Jin ke final
Dari sektor tunggal putra, China masih memelihara asa untuk meraih gelar juara setelah Chen Jin melangkah ke final. Unggulan keempat ini meraih tiket partai puncak setelah menang 19-21, 21-8, 21-11 atas unggulan dua dari Denmark, Peter Hoeg Gade, dalam duel berdurasi 1 jam 11 menit.
Chen Jin menjadi satu-satunya harapan China untuk menjuarai sektor tunggal putra. Sebab, sang juara bertahan yang tiga tahun terakhir menjadi juara, Lin Dan, sudah tersingkir di perempat final karena kalah dari pemain Korea Selatan, Park Sung Hwan.
Dengan keberhasilan ini, maka Koo/Tan menguak harapan mereka serta negaranya, untuk meraih gelar pertama di turnamen bergengsi tersebut. Sebab, sejak Kejuaraan Dunia untuk pertama kalinya digelar pada tahun 1977, Malaysia belum pernah merasakan gelar ini. Jadi, wajar apabila beban sangat berat dipikul oleh Koo/Tan.
Selain dari sektor ganda putra, sebenarnya Malaysia juga memasang target untuk bisa mencuri gelar pertama mereka dari tangan Lee Chong Wei. Sayang, impian itu pupus setelah tunggal putra nomor satu dunia ini menyerah dari pemain Indonesia yang merupakan mantan juara dunia 2005, Taufik Hidayat.
Meskipun sudah menjejakkan kaki di partai puncak, perjuangan Koo/Tan untuk mewujudkan mimpi Malaysia selama 33 tahun, bakal masih sangat berat. Sebab, di final besok, Koo/Tan akan bertemu lagi dengan salah satu rival terberat mereka, yaitu pemenang antara unggulan kedua dari Indonesia Markis Kido/Hendra Setiawan dengan unggulan lima dari China, Cai Yun/Fu Haifeng.
Seperti ketika kemarin mengalahkan ganda terbaik Korea Selatan, Jung Jae Sung/Lee Yong Dae, Koo/Tan bermain sangat agresif dalam laga berdurasi 40 menit ini. Smes keras dari Tan dipadu dengan permainan cantik Koo di depan net, membuat pasangan Malaysia tersebut sangat dominan.
Di set pertama, Koo/Tan selalu memimpin perolehan poin. Meskipun ketika unggul 10-6 dan sempat terkejar sehingga skor jadi 10-10, Koo/Tan tetap mempertahankan strategi permainan menyerang, sehingga mereka menjauh lagi dari kejaran lawan. Selepas skor 13-13, Koo/Tan melejit dengan raihan tujuh poin beruntun, sebelum menang 21-14.
Pada set kedua, Guo/Xu berusaha mengambilalih kendali permainan. Usaha pasangan China ini sempat memberikan harapan besar untuk memenangkan game ini, karena mereka terus memimpin sejak awal. Bahkan, Guo/Xu jauh meninggalkan Koo/Tan dalam kedudukan 16-10.
Namun, Koo/Tan yang tak ingin kehilangan momentum, kembali ke bentuk permainan semula dengan melakukan serangan bertubi-tubi. Perjuangan pasukan besutan pelatih Rexy Mainaky ini memberikan hasil yang menakjubkan, karena mereka berhasil memborong delapan poin secara beruntun untuk membalikkan keadaan dan memimpin 18-16. Sempat terkejar, Koo/Tan kembali meraup tiga poin terakhir untuk menang 21-18.
Chen Jin ke final
Dari sektor tunggal putra, China masih memelihara asa untuk meraih gelar juara setelah Chen Jin melangkah ke final. Unggulan keempat ini meraih tiket partai puncak setelah menang 19-21, 21-8, 21-11 atas unggulan dua dari Denmark, Peter Hoeg Gade, dalam duel berdurasi 1 jam 11 menit.
Chen Jin menjadi satu-satunya harapan China untuk menjuarai sektor tunggal putra. Sebab, sang juara bertahan yang tiga tahun terakhir menjadi juara, Lin Dan, sudah tersingkir di perempat final karena kalah dari pemain Korea Selatan, Park Sung Hwan.
0 komentar:
Posting Komentar