Diposting oleh
Fatria Akbar Caesar
di
22.07
on Sabtu, 25 Desember 2010
U.N.O.S.T adalah kelas dimana anggotanya berasal dari negeri antah berantah yaitu dari x.1-x.10 .
Di kelas ini kami adalah teman seperjuangan hingga UAN menjelang.
Kami memiliki ketua kelas yang amat sangat lawak karena dia salah satu makhlluk tuhan yang di lahirkan dengan kelebihan yaitu AUTIS .
Selain itu kami juga memiliki anak yang bisa dibilang HYPERAUTIS yang bernama "Trisna".
Autis nya gak ketulungan dehh,pokoknya dia nyawanya autis dah !! hahaa :D
Ehh Tau gaak ,kami juga punya penyanyi lho dikelas namanya Abi Karak :p
selain itu kami juga punya gitraris papan atas "mak irit" dan ada mantan istri pangeran kelantan lho si "Manohara Obelia Pinokio".
Dan kami mempunyai wartawan kelas dan ahli desain yang gak pernah lelah meliput kejadian-kejadian di kelas,
kalau gak percaya !! liat aja gambar disamping hasil kerja dia tu dlm waktu seminggu :D
Mau tau lebih dalam lagi mengenai unost Klik Aja Ini
Diposting oleh
Fatria Akbar Caesar
di
01.54
on Senin, 20 Desember 2010
Gambaran Umum
Gunung Singgalang terletak berdekatan dengan dua gunung lainnya, yaitu Gunung Tandikek pada bagian yang sama dan Gunung Merapi pada bagian yang lainnya.
Salah satu keistimewaan yang dimiliki oleh Gunung Singgalang adalah Telaga Dewi, yang berada pada ketinggian 2762 mdpl dengan luas sekitar 1 ha. Disamping air yang jernih, daerah disekitar telaga dapat dijadikan sebagai tempat menginap bagi para pendaki.
Untuk mencapai Koto Baru sebagai titik awal pendakian, dari Padang anda dapat menggunakan Bus jurusan Bukittinggi, yang bisa ditemukan di Terminal Regional Bingkuang, Aie Pacah, dengan ongkos Rp 8.000,- beberapa diantaranya ANS dan NPM dan dengan lama perjalanan sekitar 2 jam.
Sedangkan bagi anda yang ingin naik dari rute Salimparik, anda harus turun di daerah Padang Lua (setelah Koto Baru kalau dari Padang).
Rute Perjalanan / Pendakian
Dari Padang ke Koto Baru,di pasar kotobaru [simpang pandai sikek] tunggu angkot ke desa tanjung, dari sini (sebagai titik awal pendakian) memakan waktu sekitar 2 jam berjalan kaki menuju Pesanggrahan (sekarang disamping Tower RCTI), yang juga merupakan tempat untuk melaporkan pendakian. Anda juga bisa menggunakan angkutan pedesaan (biasa disebut dengan Cigak Baruak) berupa Carry.
Untuk menuju ke Telaga Dewi atau ke puncak Gunung Singgalang (Pilar), tidak susah lagi untuk mencari pedoman perjalanan, dengan adanya tiang-tiang listrik yang terpasang sampai ke tower RCTI di Pilar. Bagi saya, tiang listrik tersebut merusak dan menghancurkan keindahan yang ada, dan juga membuat perjalanan menjadi amat membosankan, apabila ditambah dengan petunjuk-petunjuk “iseng” yang dipasang di tiang listrik tersebut. “50 tiang lagi, puncak!”. “10 tiang lagi, puncak!”. Gila! bukannya menikmati perjalanan dan keindahan yang sudah dirusak oleh tiang listrik, kita malah jadi sibuk menghitung-hitung tiang listrik yang kita lewati.
Bagi anda yang lebih menyukai rute perjalanan yang sunyi dan jarang dilewati oleh pendaki lainnya serta pemandangan yang masih alami, anda dapat menggunakan rute dari Salimparik, Sungai Tanang (saya sendiri mungkin lebih menyarankan anda untuk naik Gunung Singgalang dari rute ini, lebih nyaman dan lebih landai, walaupun memakan waktu yang lebih lama kalau dibandingkan dari Koto Baru).
Dari simpang Padang Luar (Pasar Padang Luar), anda dapat naik angkutan pedesaan menuju ke Dusun Salimparik dengan ongkos Rp 1.500,- dan turun di batas akhir jalan, dimana mobil akan berputar lagi ke bawah.
Kalau anda tidak ingin melakukan pendakian malam hari, sebaiknya pendakian dilakukan paling lambat pada jam 13.00, dimana dengan perjalanan santai memakan waktu sekitar 3 jam menuju ke bivak I. Sebelum menuju ke bivak I (sekitar 15 m sebelum bivak I, kita akan memotong aliran sungai (pindah punggungan), yang merupakan sumber air pada saat kita menginap di area ini.
Apabila anda berniat naik pagi (sekitar jam 09.00), anda bisa mencapai bivak II (sekitar jam 16.00). Pada area ini, kalau anda mau, banyak tumbuhan hutan yang bisa makan, seperti pakis gajah, begonia, arbei, dan beberapa tumbuhan lainnya yang lainnya.
Dari bivak II, apabila berangkat sekitar jam 09.00, dengan jalan santai anda akan sampai di Cadas sekitar pukul 13.00. Untuk masuk ke daerah cadas, dari rute perjalanan sebelumnya anda akan bertemu simpang jalan (kedua jalan tersebut sama-sama mengarah ke Telaga Dewi, jadi anda bisa memilih rute yang anda suka). Untuk rute yang mengarah ke kanan, maka dalam jarak sekitar 10 m anda akan sampai di daerah cadas, dan 100 m dari sana kembali masuk hutan yang menuju ke daerah Telaga Dewi.
Sumber Air
Untuk rute dari Salimparik, sumber mata air yang dapat digunakan adalah anak-anak sungai yang walaupun dalam kondisi kemarau masih dialiri oleh air. Pada bivak I (tempat bermalam yang dapat digunakan di perjalanan), sumber air adalah aliran air pada lembah yang kita lintasi dalam perjalanan. Sedangkan pada bivak II, sumber airnya adalah aliran air yang sama pada bivak I, namun untuk mencapainya turun agak jauh ke bawah, sekitar 10 m ke arah kiri jalur.
Bullet for My Valentine are a metalcore band from Bridgend, formed in 1998. The band is composed of Matt Tuck (lead vocals, rhythm guitar), Michael Paget (lead guitar), Jason James (bass guitar, backing vocals), and Michael Thomas (drums). They were formed under the name Jeff Killed John and started their music career by covering songs by Metallica and Nirvana. Jeff Killed John recorded six songs which were not released; two of these tracks were reworked later in their career as Bullet for My Valentine. Financial difficulties dictated the name change, which was followed by a change in music direction. In 2002, the band secured a five-album deal with Sony BMG. The band has stated that their music is influenced by classic heavy metal acts such as Metallica, Iron Maiden, and Slayer. The band is part of the Cardiff music scene.
Bullet for My Valentine’s debut album, The Poison, was released on 3 October 2005 in the United Kingdom and on 14 February 2006 in the United States to coincide with Valentine’s Day. The album entered the Billboard 200 in the US at number 128. It was certified Gold by the Recording Industry Association of America. The band made appearances at the Download Festival and Kerrang! XXV, and undertook a US tour with Rob Zombie. Bullet for My Valentine’s second studio album, Scream Aim Fire, was released on 29 January 2008 and debuted at number four on the Billboard 200. The band’s third album, Fever, was released on 26 April 2010 and debuted at number three on the Billboard 200. The band has sold over two million albums worldwide.
Bring Me the Horizon are a British metalcore band from Sheffield, Yorkshire, who formed in 2004. They played a style of music that fuses death metal and metalcore, known as deathcore on their first album — but they have taken on a more eclectic style with their latest album.
Bring Me the Horizon began in 2004 with members of many defunct bands from around their local area. They acquired their name based on a line taken from the film Pirates of the Caribbean, in which Captain Jack Sparrow shouts "Now... Bring me that horizon." After slightly altering the original line, by simply changing 'that' to 'the', Bring Me the Horizon then became the official name of the band.
They are currently signed to Visible Noise Records, but were originally signed to Thirty Days of Night Records and were the first band to be signed to that label. The band are also signed to Epitaph Records in the USA and to Shock Records in Australia. They have toured in the past with bands such as Lostprophets, The Blackout; Killswitch Engage and The Haunted. They performed a headlining tour of the UK during March and April 2007 with the now defunct metalcore band I Killed the Prom Queen. They played Download Festival 2007 in June also with Iron Maiden, Slayer, and others.
They also played the North American leg of the tour, including a guest appearance Travis McCoy from Gym Class Heroes on August 6 in Calgary. He joined Oli in chanting the start of their song Diamonds Aren't Forever.
In November 2007 they toured on the Australian leg of Gigantour, playing three dates. They returned to Australia in May/June 2008, appearing on I Killed The Prom Queen's final ever tour.
Bring Me the Horizon had been writing and recording a second studio album over the beginning of 2008. They had been in Sweden recording the album throughout April and May with Fredrik Nordström, who has worked with bands such as At The Gates, Arch Enemy, I Killed The Prom Queen and Dimmu Borgir. The album was released on September 29, 2008. Suicide Season is completely different to previous album Count Your Blessings, having a more metalcore vibe to it, similar to the debut EP release, This Is What The Edge Of Your Seat Was Made For.
The band recently embarked on their first headline tour of the USA, as well as appearing in the 2008 Warped Tour. Bring Me the Horizon are also joined Mindless Self Indulgence, In Case Of Fire, Black Tide and Dir en grey on the Kerrang! and Relentless 2009 UK tour. They are also set to join Thursday, Cancer Bats, Four Year Strong and Pierce the Veil on the Taste of Chaos 2009 North American tour.
In March 2009, guitarist Curtis Ward left the band. A number of reasons have been cited for his departure: in an interview, bassist Matt Kean commented that "it became apparent he wasn't enjoying it" and that it was "just about commitment". In May 2009, Jona Weinhofen, formerly of I Killed The Prom Queen and Bleeding Through, joined the band on a temporary basis to fill-in for Curtis. However, it was revealed in July 2009 that he would become an official member of Bring Me the Horizon, partly due to his discontent with living in America, hence leaving Bleeding Through. According to Oliver Sykes in an interview on the subject, Weinhofen has injected the band with a new-found enthusiasm, causing the bands performances to be 'so much better and refreshing', and he feels they have 'stepped up another level'.
Diposting oleh
Fatria Akbar Caesar
di
09.08
on Selasa, 05 Oktober 2010
Dicari Cepat Orang Ganteng Untuk Jadi Peran Figuran (Biaya Gratis! Hanya untuk Figuran!) Kami dari TADI !!! ingin mencari orang yang berminat untuk menempati posisi terbawah dari aktris dan aktor perfileman . Biaya pendaftaran artis figuran kami berikan gratis untuk anda yang ingin menjadi peran figuran.
Segera hubungi http://fatriacaesar.blogspot.com/ jika anda berminat segera kirimkan identitas berupa nama, email, url referral filem yang pernah diikuti, dan alamat anda.
Tolong kirim juga pengalaman anda dalam berakting karena kami ingin mencari artis figuran yang memang memiliki pengalaman dalam berakting .
Perlu diketahui bahwa bisnis ini akan segera booming dalam waktu cepat oleh karena itu manfaatkan kesempatan yang kami berikan ini untuk mencapai penghasilan yang besar dari http://fatriacaesar.blogspot.com/ .
Awass Penipuann ! !
Pesan terakhir dari aktor ganteng,terkenal,kaya raya mampus dari XI.IA 2 Sma Negeri 5 Pekanbaru,Mr X "Hei Teman-teman jagalah kesehatan jangan lupa gosok gigi dengan kodomo . .
kodomo . . kodomo teman baik ku jreng . . jreng . .
Diposting oleh
Fatria Akbar Caesar
di
07.55
on Senin, 04 Oktober 2010
ROCK CLIMBING
I. SEJARAH PANJAT TEBING
Aktivitas panjat tebing sudah dikenal masyarakat sejak lama bahkan masyarakat tradisional, mereka melakukan pemanjatan guna mencari sumber kehidupan ataupun perlindungan, khususnya didaerah pantai dan kawasan karst untuk mencari sarang burung atau sumber mata air. Tetapi mereka tidak memakai system dan prosedur yang baku seperti dalam olahraga panjat tebing sehingga faktor keamanan dan tingkat resiko yang dihadapi sangatlah tinggi.
Panjat tebing pertama kali dikenal di kawasan benua Eropa tepatnya di kawasan pegunungan Alpen sebelum perang Dunia I. Pada awal tahun 1910 dinegara Austria mulai diperkenalkan penggunaan peralatan-peralatan yang digunakan untuk menunjang dalam kegiatan panjat tebing seperti carabiner (cincin kait) dan piton (paku tebing) yang pada saat itu masih terbuat dari besi baja. Dan berawal dari situlah para pendaki dari Austria dan Jerman mulai mengembangkan peralatan dan teknik olah raga ini. Seiring waktu yang terus berjalan peralatan olah raga ini banyak mengalami inovasi, terutama pada bahan pembuatannya, uji kekuatan gaya tariknya, kepraktisan penggunaan alat serta prosedur keamanan alat yang telah distandartkan.
Di Indonesia olahraga panjat tebing sendiri telah terbentuk sejak tahun 1988 yang memiliki organisasi yang pada saat itu bernama FPGTI (Federasi Panjat Gunung Dan Panjat Tebing Indonesia) yang kemudian berganti nama dengan FPTI (Federasi Panjat Tebing Indonesia) sampai sekarang ini.
II. DEFINISI
Panjat tebing atau istilah asingnya dikenal dengan Rock Climbing merupakan salah satu dari sekian banyak olah raga alam bebas dan merupakan salah satu bagian dari mendaki gunung yang tidak bisa dilakukan dengan cara berjalan kaki melainkan harus menggunakan peralatan dan teknik-teknik tertentu untuk bisa melewatinya. Pada umumnya panjat tebing dilakukan pada daerah yang berkontur batuan tebing dengan sudut kemiringan mencapai lebih dari 45o dan mempunyai tingkat kesulitan tertentu.
Pada dasarnya olah raga panjat tebing adalah suatu olah raga yang mengutamakan kelenturan, kekuatan / daya tahan tubuh, kecerdikan, kerja sama team serta ketrampilan dan pengalaman setiap individu untuk menyiasati tebing itu sendiri. Dalam menambah ketinggian dengan memanfaatkan cacat batuan maupun rekahan / celah yang terdapat ditebing tersebut serta pemanfaatan peralatan yang efektif dan efisien untuk mencapai puncak pemanjatan
Pada awalnya panjat tebing merupakan olah raga yang bersifat petualangan murni dan sedikit sekali memiliki peraturan yang jelas, seiring dengan berkembangnya olah raga itu sendiri dari waktu kewaktu telah ada bentuk dan standart baku dalam aktifitas dalam panjat tebing yang diikuti oleh penggiat panjat tebing. Banyaknya tuntutan tentang perkembangan olah raga ini memberi alternatif yang lain dari unsur petualangan itu sendiri. Dengan lebih mengedepankan unsur olah raga murni (sport)
III. SISTEM PEMANJATAN
System pemanjatan dibagi menjadi dua :
* Himalayan system
Pemanjatan system Himalayan ini adalah pemanjatan yang dilakukan dengan cara terhubungnya antara titik start (ground) dengan pitch / terminal terakhir pemanjatan, hubungan antara titik start dengan pitch adalah menggunakan tali transport, dimana tali tersebut adalah berfungsi supaya hubungan antara team pemanjat dengan team yang dibawah dapat terus berlangsung tali transport ini berfungsi juga sebagai lintasan pergantian team pemanjat juga sebagai jlur suplai peralatan ataupun yang lainnya
* Alpen system
Lain halnya dengan system diatas, jadi antara titik start dengan pitch terakhir sama sekali tidak terhubung dengan tali transpot, sehingga jalur pemanjatan adalah sebagai jalur perjalanan yang tidak akan dilewati kembali oleh team yang dibawah. Maka pemanjatan dengan system ini benar-benar harus matang perencanaanya karena semua kebutuhan yang mendukung dalam pemanjatan tersubut harus dibawa pada saat itu juga.
Dilihat dari bentuk penggunaan peralatan panjat tebing terbagi menjadi 2 kelompok besar :
* Artificial climbing :
Merupakan pemanjatan yang mana didalam pergerakannya sepenuhnya didukung oleh alat dan pemanjat tidak bisa berbuat apa-apa tanpa bantuan alat tersebut. Peralatan selain sebagai pengaman juga sebagai tumpuan untuk menambah ketinggian dalam melakukan pemanjatan tersebut. Perlu diingat bahwasannya untuk dapat bergerak cepat dan aman dalam melakukan pemanjatan bukan disebabkan karena adanya peralatan yang super modern melainkan lebih diutamakan pada penggunaan teknik yang baik.
* Free climbing :
Adalah pemenajatn yang mengunakan alat hanya semata-mata untuk menambah ketinggian dan alat berfungsi sebagai pengaman saja tetapi tidak mempengaruhi gerak dari pemanjat. Walaupun dalam pemanjatan tipe ini pemanjat diamankan oleh seorang belayer namun pengaman yang baik adalah diri sendiri.
Sednangkan untuk pengembangan dari jenis pemanjatan free climbing itu sendiri dibagi menjadi dua yaitu :
- Top rope : pemanjatan dimana tali pemanjatan sudah terpasang sebelumnya
- Solo : pemanjatan yang dilakukan seorang diri dengan merangkap fungsi sebagai Leade, Cleaner dan Belayer.
Sedangkan solo sendiri juga dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu :
a. Solo artificial climbing
b. Solo free climbing
IV. TEKNIK DASAR PANJAT TEBING
Seorang pemanjat harus bisa memahami tebing yang akan dipanjat, bagaimana kontur tebing tersebut, apa saja peralatan yang nantinya akan dipergunakan, dan kalau bisa tahu secara detail bagaimana bentuk pegangan dan celah-celah yang ada pada tebing tersebut yang paling utama pemanjat harus bisa menentukan jalur pemanjatan, cara pemasangan dan penggunaan peralatan yang benar, hal itu akan menjadi safety standart prosedur dalam pemanjatan sehingga menjadi support tambahan bagi kesuksesan dalam melakukan pemanjatan.
Teknik pemanjatan dikelompokkan sesuai bagian dengan tebing yang dimanfaatkan untuk memperoleh gaya tumpuan dan pegangan, yaitu :
a. Face Climbing
Yaitu memanjat pada permukaan tebing dimana masih terdapat tonjolan atau rongga yang memadai sebagai pijakan kaki maupun pegangan tangan
b. Friction / Slab Climbing
Teknik ini hanya mengandalkan gaya gesekan sebagai gaya penumpu
c. Fissure Climbing
Teknik ini memanfaatkan celah yang digunakan oleh anggota badan yang seolah-olah berfungsi sebagai pasak
Dengan cara demikian dan beberapa pengembangan, dikenal teknik-teknik berikut ;
a. Jamming
Teknik memanjat dengan memanfaatkan celah yang tidak begitu lebar. Jari-jari tangan, kaki atau tangan dapat dimasukkan / diselipkan pada celah sehingga seolah-olah menyerupai pasak
b. Chimneying
Teknik memanjat celah vertical yang cukup besar. Badan masuk diantara celah dan punggung menempel disalah satu sisi tebing. Sebelah kaki menempel pada sisi tebing depan, dan sebelah lagi menempel ke sisi tebing belakang. Kedua tangan diletakkan menempel pula dan membantu mendorong serta membantu menahan berat badan.
c. Bridging
Teknik memanjat pada celah vertikal yang lebih besar (gullies). Caranya dengan menggunakan kedua tangan dan kaki sebagai pegangan pada kedua celah tersebut. Posisi badan mengangkang kaki sebagai tumpuan dibantu juga tangan sebagai penjaga keseimbangan.
d. Lay back
Teknik memanjat pada celah vertical dengan menggunakan tangan dan kaki. Pada teknik ini jari tangan mengait tepi celah tersebut dengan punggung miring sedemikian rupa untuk menempatkan kedua kaki mendorong kedepan dan kemudian bergerak naik silih berganti.
e. Hand traverse
Teknik memanjat pada tebing dengan gerak menyamping (horizontal). Hal ini dilakukan bila pegangan yang ideal sangat minim dan untuk memanjat vertukal sudah tidak memungkinkan lagi. Teknik ini sangat rawan, dan banyak memakan tenaga karena seluruh berat badan tertumpu pada tangan, sedapat mungkin pegangan tangan dibantu dengan pijakan kaki (ujung kaki) agar berat badan dapat terbagi lebih rata.
f. Mantelself
Teknik memanjat tonjolan-tonjolan (teras-teras kecil) yang letaknya agak tinggi namun cukup besar untuk diandalkan untuk tempat brdiri selanjutnya. Kedua tangan dgunakan untuk menarik berat badan dibantu dengan pergerakan kaki. Bila tonjolan-tonjolan tersebut setinggi paha atau dada maka posisi tangan berubah dari menarik menjadi menekan untuk mengngkat berat badan yang dibantu dengan dorongan kaki.
Sebagaimana panjat tebing ialah memanfaatkan cacat batuan untuk menambah ketinggian sehingga seorang pemanjat dituntut berani, teliti dan terampil juga dalam kemampuan berfikir yang tepat dalam bertindak dengan keadaan yang terbatas untuk membuat keputusan menyiasati dan memecahkan permasalahan yang dihadapi secara tepat, cepat dan aman.
V. PROSEDUR PEMANJATAN
Tahapan-tahapan dalam pemanjatan hendaknya dimulai dari langkah-langkh sebagai berikut :
a. mengamati lintasan dan memikirkan teknik yang akan dicapai.
b. Menyiapkan peralatan yang akan dibutuhkan
c. Untuk Leader, perlengkapan teknis diatur sedemikian rupa agar mudah untuk diambil / memilih dan tidak mengganggu gerakan. Tugas dari Leader sendiri adalah membuat lintasan yang akan dilaluinya dan pemanjat berikutnya.
d. Untuk Belayer, memasang ancor dan merapikan alat-alat. Tugasnya adalah membantu Leader baik dengan aba-aba maupun dengan tali yang dipakai Leader, Belayer juga bertugas mengamankan Belayer dari resiko jatuh atau yang lainnya, dengan langkah awal yaitu meneliti penganman yang dipakai Leader.
e. Bila belayer dan Leader telah siap melakukan pemanjatan, segera memberi aba-aba pemanjatan
f. Bila Leader sampai ketinggian 1 pitch (tali habis) ian harus memasang ancor.
g. Leader yang sudah memasang ancor diatas, selanjutnya berfungsi sebagai Belayer untuk mengamankan pemenjat berikutnya.
VI. PERALATAN PANJAT TEBING
Adapun jenis-jenis peralatan yang biasa digunakan untuk panjat tebing adalah :
- Tali (Karn Mantel)
- Webbing
- Carabiner screw dan non screw
- Piton (pasak tebing)
- Ascender (alat untuk naik pada tali)
- Descender (alat untuk turun pada tali)
- Eterier (tangga tali)
- Chock friend
- Harness
- Hamer
- Hand drill
- Magnesium
- Sepatu dan helm
- Chock stopper
- Chock hexentrix
- dll
VII. SIMPUL-SIMPUL
Simpul-simpul dasar yang biasa digunakan pada panjat tebing adalah sebagai berikut :
- Simpul delapan (figure of eight knot)
- Simpul delapan ganda (double lub figure of eight knot)
- Simpul nelayan (fisherman knot)
- Simpul perusik
- Simpul pangkal (eliver hitch)
- Simpul pita
- Simpul bowline
- Simpul jangkar
- Simpul belay (Italian hitch)
- Simpul kupu-kupu
- dll
The BEST wall climber in the WORLD Adrian Martinez Cordero
Underside of a Tech Deck fingerboard including Japanese-style Hook-Ups graphics.
A Fingerboard or Finger-Skateboard is a skateboard complete with moving wheels, graphics and trucks.[1] A fingerboard is 96 millimeters long or longer, and can have a variety of widths like 26mm (regular), 28mm (wide), and 29mm and up (extra wide). There is the 57mm minis and the 96mm regular and the cruiser boards. Skateboarding tricks may be performed using fingers instead of feet. Most tricks done on a fingerboard are the same as people do on skateboards. Lance Mountain helped develop fingerboarding as a hobby in the late 1970s and wrote an article on how to make fingerboards in TransWorld's SKATEboarding magazine in 1985.[1] ≥ Although fingerboarding was a novelty for years, they became a collectible toy as skateboard manufacturers realized the potential for product branding and profit starting in the 1990s. Fingerboards are now available as expensive novelty toys as well as high-end collectibles, complete with accessories one would find in use with standard-size skateboards.[2][3][4] Fingerboards are also used by skateboarders as 3-D model visual aids to understand potential tricks and maneuvers;[5] many users make videos to document their efforts.[6][7]
Similar to fingerboarding, handboarding is a scaled-down version of a skateboard that a user controls with their hands instead of just fingers, while finger snowboarding utilizes a miniature version of a snowboard.
Fingerboards were first created as homemade toys in the 1970s and later became a novelty attached to key chains in skate shops (but were also mentioned as a model for a skateboard.)[3] In the 1985 documentary "Future Primitive" a homemade fingerboard was ridden in a sink; some consider this the earliest fingerboard footage available for public viewing. The homemade fingerboard was built from cardboard, coffee stirrers, and Hot Wheelsaxles.[1] Fingerboards have been a peripheral part of the skateboarding industry since the late 1980s and were originally marketed as keychains.[1] Although barely "rideable," they were improved upon by the Tech Deck brand which mass produced a "rideable" miniature skateboard.[3] The first entertainment licensed fingerboards were introduced by Bratz Toys, released through a Hong Kong-based toy company named Prime Time Toys, and designed by Pangea, the company that helped develop the Teenage Mutant Ninja Turtles toy line for Playmates Toys. The designs were harnessed from entertainment properties such as "Speed Racer," "Woody Woodpecker," "NASCAR," "Heavy Metal," and "Crash Bandicoot." The licensed boards drove the Tech Deck brand into licensing strong urban brands, rather than simply creating their own designs. In the late 1990s, as fingerboards became more prominent outside the skateboarding community, X-Concepts' Tech Decks licensed "actual pro graphics from major skateboard brands" riding "the 1999 fingerboard wave right into Wal-Mart and other major outlets."[1] In 1999 there was a Tech Deck fashion of collecting one of each design similar to the Beanie Baby fad months prior.[1] Thus, Tech Deck, and its distributors at Spin Master Toys, suddenly found themselves a large market to milk. Entertainment-based fingerboard brands couldn't compete against the urban juggernaut, and eventually disappeared. Other "major players in the skateboard industry" soon followed in hopes of reaping profits as young toy-playing children would choose to take up skateboarding.[1] More modern fingerboards feature "interchangeable wheels and trucks, a fairly accurate scale size, and pad-printed graphics reproduced from the most popular skateboard companies in the business."[1] Many fingerboard companies provide all manner of fingerboarding accessories including sophisticated and customizable components able to duplicate, in scale-model, the skateboarding experience. They thus developed the fingerboard into a collectibletoy and the practice into a "form of mental skating".[3]
Fingerboarding is popular in Europe and the United States, and there is growing popularity in Eastern Europe.[3][8] Besides skateshops and the internet, Fingaspeak, a fingerboard store opened in Steyr, Austria although rumored to be the worlds first fingerboard store it joins a very small list of fingerboard stores that are available.[3] Although the sport of fingerboarding originated in the United States over 25 years ago it has really caught on fire in the European scene. The United States is following every so slowly and it is estimated that although the popularity seems to be in favor of the Europeans the American Fingerboard scene has much more sales. This may be due to the flooding of the market and the availability of resources in the United States. Fingerboarding has evolved from a hobby to a lifestyle for some people. Fingerboarders have regular "contests, fairs, workshops and other events".[3] ref name="The Fingerboard Controversy: Are"/> Fingerboard-product sales were estimated at $120-million for 1999.[1]
Fingerboarding is a good match for videography as the action can be controlled and framing the activity offers opportunities for creativity.[9] With the rise of the online video business from early 2006,[10] fueled, in part, because the feature that allows e-mailing clips to friends,[11] several thousand finger board and handboard videos can now be found on popular video-sharing sites such as YouTube.[6][7][12] Thus even if the weather does not permit a skateboarder to practice outside they could try a potential trick with their scaled-down fingerboard and related items and share the video with whomever they wished.
A skateboarder uses his feet to flip a board mid-flight; a fingerboarder would use fingers.
Skateboard area of NSU-Amorbach II in the town of Neckarsulm, Germany showing young people utilizing a mini ramps and other transition ramps for skateboarding tricks and practicing skills. Fingerboarders create and purchase similar items to duplicate the experience.
To use a fingerboard one's middle finger goes on the "tail" (back end), and the index finger goes on the middle of the board or vice versa if it does not feel comfortable to ride in the fashion that was previously stated. A variety of innovative tricks from classic, so-called "old-school", to more original and creative maneuvers can be envisioned and done on a small scale either for the enjoyment alone or as a precursor to one's skateboarding experiences where individual style and diversification of tricks is rewarded.[5]
Fingerboards are used by a range of people from those utilizing them as toys to skateboarding and related sports professionals envisioning not only their own skating maneuvers but for others as well and can include the use for planning out competition courses as skating boarding develops into an international sport. Similar to train enthusiasts building railway models, fingerboard hobbyists often construct and purchase reduced scalemodel figures that would be considered natural features to an urban skateboarder such as handrails, benches, and stairs they would be likely to encounter while riding. In addition users might build and buy items seen in a skatepark including half-pipes,[13]quarter pipes, trick boxes, vert ramps,[14] pyramids, banked ramps, full pipes, and any number of other trick-oriented objects.[15] These objects can be used simply for enjoyment and also to assist the visualization of skateboarding tricks or the "flow" from one trick to the next (or to create "lines"). Fingerboarding events feature some of the latest elaborate models and accessories; many of the manufacturers features photos and videos on their websites.
The underside of a skateboard with the deck, trucks and wheels visible; on a fingerboard these can be identical or more simplified.
The parts of a fingerboard are: deck, griptape, trucks, bushings, and wheels. The trucks and decks can easily be modified (modding) to reduce weight, improve smoothness or look better. Modding tutorials can be found online. Decks are the major component of a board and where, on a standard skateboard, one would stand. There is a wide variety of decks with material ranging from wood to plastic, to paper. Most commonly, decks are made out of wood, as this gives it more "pop" and a more authentic feel. The average deck will have two kicks - a flared end used for leveraging the board - while some old-school models have only one end flared. Decks traditionally have lower kicks like that of a Berlinwood or a Tech Deck, however, some decks have higher kicks, and if the kicks are very steep, they are referred to as "wall kicks". Griptape is the friction tape adhered to the topside of the deck to enable users to more easily maintain control of the deck. There are many types of griptape. Some use standard skateboard griptape although the griptape may wear out faster on fingerboards as they endure more moisture from sweat and oils from user's hands. There are also softer alternatives and grippy tape which is less harsh on a user's fingers allowing them to fingerboard for longer periods of time. Some users prefer traditionally griptape because it has the advantage of giving the board a more traditional look and feel for a realistic look. Trucks are the structures attached to the bottom of the deck that house the wheels and bushings. Some trucks are all one molded piece while others are scaled-down versions of regular skateboard trucks. As fingerboarding has evolved "collector" and "pro" versions have emerged with some brands shaped using special instruments to make them lighter and look better. Risers are plastic boards that go under the trucks and so raising your fingers so you can ollie(jump)higher. They are not compulsory to a skateboard or fingerboard though. Bushings are pliable material that provide the cushion mechanism for turning a standard skateboard but on a fingerboard help stabilize the trucks thus keeping the wheels in the same position to enable stronger tricks and visual appeal. Collector and "pro" brand bushings are made from many different types of squishy material, usually rubberized plastic or rubber. The wheels can determine how smooth the ride is thus what kind of "flow" a user's ride can be. The professional brands are traditionally made out of a variety of different materials, and have small ball-bearings inside the bearings to enhance the smoothness.
Tech Deck makes hard plastic skateboards and borrows designs from many well-known skateboard manufacturers, such as Blind, Flip, and Element.[1] They use grip tape, and professional graphics. The stock trucks on Tech Decks are made of die-cast metal and have two separate axles for the wheels to roll on. The wheels are made out of plastic along with the bushings. Some fingerboarders prefer the feel and performance of decks made from wood. Wooden decks can be made from 3-7 plies of a given veneer; maple, walnut, and mahogany being the most popular. All of the hole-drilling and shaping is done by hand or with the aid of a machine, thus the price is higher. A wooden deck from a popular company can have a low to high price range usually depending on the quality of the deck you are going to purchase, prices range from 10 - $52 USD. Wooden fingerboard makers are now offering custom designs- you can chose from their line of graphics or send in your own. The wooden boards come in a variety of widths from 26 - 32mm and concave can vary greatly from maker to maker. Some companies offer even more customization options such as the choosing of the plies used to go into the deck, as well as the width/length of the deck (Homewood Fingerboards is the most popular company offering these services, regarded by cognoscenti to have the best craftsmanship of any wood deck maker in the world). Along with wooden decks, advanced fingerboarder's also tend to prefer bearing wheels to plastic. Bearing wheels can be made from a range of materials such as teflon, urethane, silicon, and fiberglass. The wheels are usually put into a lathe to ensure the best shape. Once the wheels have been readied, bearings are put into place to increase the smoothness of the wheels rolling on the axle. Tuning screws for the wheels cause the wheels to roll more smoothly. Rather than using the stock axles and kingpins that come on Tech Deck trucks, fingerboards use tuning screws and custom kingpins to ensure that wheels and hangars are more properly secured. Board rails can be added to the deck bottom similar to those used on a standard skateboard. Fingerboards made with plastic are sometimes altered by heating the plastic to shape it such as making the kicks higher.
Similar to fingerboarding, fingersnowboarding is snowboarding on a small-scale snowboard controlled with one's fingers. In December 1999 the first-ever World Snowboard Fingerboard Championships was held with a cash prize of C$1,000.00.[16] Sponsored by companies such as Gravity Fingerboards, Transworld Snowboarding and Snowboard Lifemagazines and others the competition featured twenty competitors utilizing a custom "fingerboard snowboard park."[16]Tom Sims, a world champion of snowboarding,[17] ended his run by landing his fingersnowboard into a flamingshotglass of Sambuka; he was treated for minor burns and donated his winning prize to Surfrider Foundation's Snowrider Project and to Board AID.[16] (A photo of the course can be seen [1].
A chicken on a mini-skateboard, similar to a handboard.
Handboards, similar to fingerboards, are a scaled-down version of a skateboard roughly half to a third of the size of a standard skateboard (11 inches) and utilizes a person's hands rather than just their fingers to control the board and perform tricks and maneuvers. Handboards, because of their larger size, more closely match details of a standard skateboard. For instance a skateboard truck, the wheel structure, would more likely to match part for part an actual skateboard truck rather than be a cast one-piece construction or otherwise simplified. If a user preferred a particular type of wood or decorative style that could also more easily resemble a full-scale skateboard
ANGGOTA BARU: Anggota baru Sispala Plepah 5 sesaat setelah dilantik
Sispala (SMAN 5 Pekanbaru-red) mengukuhkan dan melantik 15 orang anggota baru angkatan XI untuk menggantikan angkatan X. Acara yang dimulai dari pukul 08.00 WIB ini bertempat di Sekretariat Plepah 5 SMAN 5 Pekanbaru dihadiri oleh M Nazif SPd selaku Pembina dan Ismael Bramarya AMd.
Aldinu Kedri selaku kordinator lapangan mengatakan, pengukuhan Plepah 5 yang sebelumnya telah diadakan di Balai Diklat Kehutanan (BDK) Provinsi Riau pada akhir bulan Mei yang lalu adalah saat angkatan XI Plepah 5 telah menjadi anggota resmi organisasi.
“Acara pengalungan scarf hijau dilakukan oleh pembina kepada ketua umum yang terpilih, diikuti oleh para senior dan seluruh angkatan X untuk memakaikan scarf hijau kepada seluruh angkatan XI lainnya. Sakralnya pelantikan, penuh hikmat, dan tangis haru menetes di wajah seluruh anggota PLEPAH 5 yang hadir pada saat berlangsungnya pengukuhan dan pelantikan pengurus,’’ ungkapnya.
Hal yang sama juga disampaikan oleh M Nazif SPd mengatakan bangga dengan berderet prestasi yang dibubuhkan oleh Plepah 5 di setiap event yang telah ada, Plepah 5 selalu menorehkan juara dan nama baik untuk SMAN 5 Pekanbaru.
“Saya bangga dengan prestasi yang telah diraih, kini tugas angkatan XI untuk dapat lebih berprestasi lagi, teruskan dan ciptakan kreatifitas yang baru lagi dalam setiap kegiatannya, jangan cepat puas ataupun juga merasa cukup untuk menorehkan sejarah demi prestasi yang positif,” jelasnya kepada Xpresi.
Organisasi ini berdiri pada tangal 14 November 1998 yang lalu. Saat ini anggota yang bergabung dalam Sispala Plepah 5 – SMAN 5 Pekanbaru hingga angkatan XI ini sudah mencapai 584 orang anggota.(Ridwan-CCMD)
Inilah kumpulan Games PC Terbaru 2010 yang akan segera rilis gan
2010 akan menjadi tahun yang baik bagi para penggila game, khususnya mereka yang menyukai jenis game FPS. Di bawah ini adalah 10 game FPS yang pasti membuat kejutan di 2010 dan game yang pasti anda ingin coba mainkan.
Battlefield: Bad Company 2
(PC, PS3, Xbox 360. March 2, 2010)
Bad Company adalah game FPS pertama yang akan menunjukkan lingkungan yang dapat hancur bagi multiplayer shooter. Jika anda ingin berlindung, sudah tidak aman untuk berlindung di balik dinding lagi, di mana dapat dihancurkan dengan sebuah granat. Dalam Bad Company 2, jangan berharap banyak perlindungan dalam gedung, karena hasilnya akan sama seperti sebuah dinding.
Crysis 2
(PC, PS3, Xbox 360. Fall 2010)
Meskipun terlambat 2 tahun, Crysis tetap terlihat indah dan dapat mematikan sistem yang sangat kuat. Crysis 2 dipastikan akan mencapai level tersebut dan akan dibuat dengan menggunakan CryEngine 3 baru, di mana termasuk pendukung DX 11.
BioShock 2
(PC, PS3, Xbox 360. February 9, 2010)
Mengambil jalur waktu 10 tahun setelah BioShock sebelumynya, BioShock 2 akan memberikan banyak nuansa baru dari sebelumnya. Salah satunya adalah anda dapat mengendalikan Big Daddy dan akan dapat berjalan keluar dari kota bawah air, Rapture. Selain itu, juga ada multiplayer.
Deus Ex 3
(PC, PS3, Xbox 360. Q4 2010)
Seri Deus Ex murni berkonsep kultis bagi game cyberpunk. Dan sementara Deus Ex 3 akan mengambil jalur waktu 2027 -- 25 tahun sebelum Deus Ex -- akan tetap menjaga budaya cyberpunk hidup dan terjaga. Sejauh ini, Eidos belum merilis detil apapun mengenai game ini selain konsep gambar.
MAG
(PS3. January 25, 2010)
MAG akan menjadi salah satu game paling dinanti oleh pemilik PS3 dan khususnya mereka yang suka dengan kekerasan. MAG adalah gamer pertama yang memiliki fitur 256 player bermain secara bersamaan, di mana 64 saja untuk versi PC. Game ini akan memberikan status yang detil, penghargaan, sistem berdasarkan tim dan banyak lagi.
Rage
(PC, PS3, Xbox 360 & OS X. Q4, 2010)
Game orisinil pertama dari Id Software selama lebih dari satu dekade dan yang pertama menggunakan Tech 5 game engine. Rage akan mengambil konsep dunia setelah kehancuran oleh nuklir dan akan menggabungkan dua jenis game, antara FPS dan game balapan.
Halo Reach
(Xbox 360. Q4 2010)
Sudah pernah di bahas pada E3 2009 -- Halo Reach pasti akan meneruskan perjalanan dari Master Chief dan Halo ini adalah game terakhir yang akan dikembangkan oleh Bungie.
Alien Vs. Predator
(PC, PS3, Xbox 360. Q1 2010)
Tim dari pencipta pertama AVP mengerjakan kembali franchise ini dan kemungkinan akan menghasilkan sesuatu yang lebih. 3 jenis ras akan tetap dapat digunakan, di mana kita dapat memilih antara marinir, Aliens, atau Predators. Game ini dibuat dengan engine baru, mendukung DX 11.
Postal 3
(PC, Xbox 360, PS3. Q2 2010)
Seri Postal sudah dicap sebagai salah game paling kontroversial yang pernah dibuat dan telah dilarang di beberapa negara. Postal 3 akan memiliki nasib yang sama, permainan khas GTA yang keras dan sadis.
Red Steel 2
(Wii, February 16, 2010)
Pemilik Wii tidak perlu banyak berharadp di 2010 ketika membicarakan FPS, selain Red Steel 2. Red Steel pertama memiliki kilasan yang sangat mengecewakan, tapi untuk seri kelanjutannya ini, banyak sekali yang diperbaiki dan pihak pengembang berharap bahwa hasilnya dapat melebihi dari yang sudah ditentukan.
Dasar emang ketinggalan nih w, pas googling keyword cover majalah hai JOJO di google "lumayan peringkat 1 bulan ini" tiba-tiba tertarik dengan salah satu artikel tentang wawancara dengan sinta dan jojo yang sebagian isi artikel ada nama yang katanya udah eksis duluan sebelum sinta dan jojo di video keong racun lihat disini yaitu si "Moymoy Palaboy". Nama itu mungkin udah enggak asing bagi yang sudah melihat video lipsync "Moymoy Palaboy" berikut kutipan wawancaranya dengan sinta dan jojo
Video kalian dianggap meniru aksi Moymoy Palaboy yang memang tenar di YouTube. Gimana menurut kamu?
Saya malah nggak tahu siapa itu Moymoy Palaboy. Baru dikasih tahu teman soal Moymoy Palaboy tuh pas video Keong Racun sudah lama beredar. Tapi kalau Moymoy itu sepertinya memang niat untuk ditonton banyak orang, sedangkan kami kan memang buat becandaan antarteman aja, sekaligus ngebales video cowoknya Sinta. Ya terserah orang sih mau bilang niru atau nggak, toh video lipsync seperti itu itu kan banyak banget.
Ternyata perbandingannya kalo sinta dan jojo tuh cewek kalo moymoy palaboy tuh cowok "untung lagunya enggak alay". berikut videonya Momoy Palaboy yang bisa bikin ngakak seharian...jangan sampe deh kebawa mimpi bisa gile..lo...
Mantan model majalah Playboy Indonesia, Andhara Early mengaku prihatin dengan vonis yang dikenakan kepada Erwin Arnada. Seperti diketahui, Early adalah model yang berpakaian lingerie dalam majalah Playboy Indonesia edisi perdana dan membuat Erwin dilaporkan oleh Front Pembela Islam (FPI).
"Sebenarnya aku nggak tahu-menahu ya. Dengar beritanya sampai sejauh mana kasusnya aja aku nggak tahu. Ya cuma dengar saja sedikit, tapi aku turut prihatin saja dengan kejadian ini. Nggak bisa kasih komentar lebih," ujar Early saat ditemui di Bellanova Country Mall, Sentul, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (29/8) malam.
Namun meski begitu, Early mengaku akan tetap memberikan dukungan penuh kepada orang yang pernah mengajaknya untuk menjadi model di majalah Playboy. Wanita yang sudah dua kali menikah dan bercerai itu mengharapkan hasil yang terbaik yang diterima oleh Erwin.
"Sebagai teman tentunya memberikan support ya. Apapun yang terjadi, mudah-mudahan ini semua segera berlalu dan bisa terlewatkan dengan baik," kata Early.
Erwin ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus penerbitan ini, bersama para model yang pernah berpose untuk Playboy, Andhara Early dan Fla Tofu (edisi kedua). Namun, sebagai Pemimpin Redaksi, Erwin yang maju menghadapi pengadilan. (kpl/adt/boo)
Liputan6.com, Tokyo: Musim panas adalah musimnya festival di Jepang. Didukung cuaca cerah dan libur panjang, kali ini menjadi musim panas paling berwarna. Hanabi taikai atau gemerlap kembang api menjadi pamandangan khas ketika malam tiba.
Setiap tahun, antara Juli dan Agustus, festival hanabi diselenggarakan di tiap-tiap daerah di seluruh Jepang. Dan tahun ini, sekitar 18.000 kembang api menerangi langit malam di atas pegunungan Daisen di Prefektur Akita, Jepang utara, Sabtu (28/8).
Kontes kembang api nasional yang diadakan kali ini menandai akhir musim panas di Daisen. Sebanyak 27 produsen kembang api dari seluruh daerah bersaing ketat untuk, memberikan pertunjukan kembang api terbaik.
Kontes dibagi dalam dua kategori. Satu untuk kembang api tradisional bulat. Satu lagi, kontes kembang api kreatif yang meledak dalam warna-warni dan bentuk berbeda. Bahkan, panitia menyiapkan musik khusus untuk pemasangan kontes kedua itu.
Dalam satu tampilan yang dinamis, kembang api membentuk garis sepanjang 500 meter di atas langit. Sejenak kemudian, penonton bersorak saat kembang api berkilauan di angkasa. Festival kembang api memang memberikan keindahan tersendiri bagi pegunungan Daisen nan sunyi.(NHK/DES/SHA)